Aku jatuh cinta pada sunyi yang kau kuntum di bibirmu.
Selengkung senyum, sebait puisi.
Kata-kata menjelma gerimis yang berbaris dalam bisik manis.
Aku mencium wangi bunga dari serumpun kata yang tumbuh di mulutmu.
Itukah cinta? Kurasakan getarannya memasuki rongga hati.
Sebuah rayu. Menggema dalam hidupku.
Aku jatuh cinta pada embun yang mengerling di matamu.
Memandangmu...
Kulihat pelangi melambaiku menuruni bukit.
Sebuah telaga menungguku.
Aku mencebur ke dalam jiwamu.
Aku jatuh cinta pada mawar yang merkah di hatimu.
Menjagamu...
Aku penuhi hasrat jiwamu seperti kupukupu menyusuri taman.
Rasanya seperti di sebuah surga
Dengan seorang bidadari yang selalu duduk berdandan di pelaminan
By:Chan
Padang, 23 September 2010
Aku dan Tulisanku expresi hatiku Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku tak pernah menulis satu kata? Adakah orang akan mencari namaku ketika aku tak pernah meninggalkan kesan? tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku Puisi-puisi tertuang di atas kertas dengan sendirinya. Kekuatan yang menuntun sampai saat ini belum tertemukan. Jangan bertanya mengapa mereka hadir sebab tak ada yang istimewa dari bait-baitnya.
Rabu, 20 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Puisi-puisi tertuang di atas kertas dengan sendirinya.
Kekuatan yang menuntun sampai saat ini belum tertemukan.
Jangan bertanya mengapa mereka hadir sebab tak ada yang istimewa dari bait-baitnya.
ingin mendapatkan yg lebih baik... ungkapkan hatimu